Thursday, October 18, 2007

Memperkokoh Fondasi Ibadah


Oleh K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR
Banyak orang yang seringkali telah merasa sukses manakala setiap keinginan dan cita-citanya tercapai. Namun ketahuilah, orang yang merasa sukses tanpa ibadah adalah ibarat bangunan tanpa fondasi, bangunannya akan goyah dan akhirnya roboh. Sesungguhnya, dengan ibadah yang baik insya Allah akhlak menjadi lebih terjaga karena ada yang menuntun, dengan ibadah yang baik insya Allah qolbu menjadi tentram, pikiran menjadi jernih, berprestasi lebih mudah, ide dan gagasan akan lebih brilyan sebab senantiasa ditolong oleh Allah SWT.
Dengan ibadah yang baik doa-doa kita insya Allah akan dikabul, ketika doa dikabul semua masalah akan ada jalan keluar. Kita memang sering menghadapi banyak masalah dalam hidup ini, tapi tidak ada masalah kalau Allah menuntun kita. Dengan ibadah yang tangguh kita akan terpelihara. Dan salah satu bentuknya dapat kita wujudkan dengan mendirikan salat.
Dengan salat, kita akan terpelihara dari perbuatan zalim terhadap orang lain, dengan salat yang tangguh kita akan memiliki kestabilan emosi. Bila kita resapi, salat, zikir, shadaqah, ibadah haji, dan ibadah-ibadah lain sebenarnya merupakan perangkat untuk memperkokoh fondasi kesuksesan. Orang-orang yang jauh dari ibadah akan kehilangan orientasi dalam mengarungi hidup ini, pekerjaan yang dia lakukan hanya mencari materi tanpa didasari niat yang lurus.
Mau kemana Saudaraku? Hidup di dunia ini hanya menumpang dan sementara, tanpa ibadah kita tidak akan mendapatkan amal-amal dari kesibukan yang kita lakukan. Tanpa ibadah kita tidak akan merasakan ketentraman dalam hidup ini, tanpa ibadah tidak ada pelindung dalam kehidupan yaitu Allah SWT.
Orang yang ibadahnya tangguh dialah yang akan benar-benar akan mengawali kesuksesannya dengan baik, hanya sekadar mimpi kalau negeri kita ingin bangkit tapi kita sebagai rakyat dan para pemimpinnya menganggap remeh ibadah, hanya sekadar mimpi jika kita menginginkan aparat yang baik kalau para pemimpinnya tidak beribadah, hanya sekadar mimpi jika kita menginginkan tentara yang baik kalau kepada Allah tidak takut, tentara yang hanya bergantung dengan peluru untuk meluluh-lantakan musuhnya. Ketika sekali waktu kehabisan peluru saat menghadapi musuh, maka dijamin dia akan menghadapi kesulitan. Akan tetapi andai kata dia juga memiliki kekuatan doa, insya Allah dia dapat meluluhkan hati musuh sehingga siapa tahu musuhnya malah menjadi menjadi saleh.
Di zaman Rasullulah saw., berapa banyak musuh yang terkulai hatinya. Walaupun tubuhnya gagah, ternyata mereka tidak kalah dengan senjata tetapi justru dengan doa sebagai senjata. Kalau para pengambil keputusan tidak dibimbing oleh Allah karena tidak menjalan ibadahnya, apa yang bisa dilakukan oleh manusia seperti kita? Bukankah Allah Yang Maha Menguasai dan Penggenggam Segala Kejadian?
Oleh karena itu Saudaraku, marilah siapa pun yang ingin meraih kesuksesan, belajarlah lebih banyak lagi tentang agama agar kita tahu bagaimana cara beribadah dengan benar. Ibadah itu harus dilandasi niat yang lurus dan benar pula cara mencari ilmunya untuk kemudian mulai mempraktikan secara istiqamah. Ajaklah istri dan anak untuk beribadah dengan benar. Insya Allah suatu saat nanti akan bangkit kesuksesan yang kita harapkan, karena tidak ada yang menolong kita selain Allah, Hasbunaallahu Wani'mal wakiilu ni'mal maulaa wani'mannashiir (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong)
Saudaraku, ibadah adalah fondasi. Tanpa ibadah, hidup bagaikan bangunan tanpa fondasi, pasti akan roboh. Tanpa ibadah yang tanggguh, sukses dunia akhirat hanyalah mimpi. Beribadah dengan benar artinya membangun fondasi yang semakin memperjelas visi hidup ini mau dibawa kemana. Karena dengan beribadah maka akan semakin memperjelas bahwa Allah adalah Khalik (Yang Menciptakan), sedangkan kita adalah mahluk (yang diciptakan). Allah yang disembah, sedangkan kita yang menyembah-Nya. Allah yang memerintah (berkuasa), sedangkan kita yang diperintah-Nya.
Allah menciptakan dunia kemudian menciptakan makhluk. Makhluk diciptakan untuk mengabdi kepada Allah, sedangkan dunia berikut isinya diciptakan hanyalah sebagai sarana agar kita bisa berkarya dan berbekal pulang untuk menghadap Allah.
Artinya dunia berikut isinya diciptakan hanyalah untuk melayani kita supaya kita bisa mengabdikan diri kepada Allah. Orang yang tidak mengerti bahwa dunia ini hanyalah sebagai pelayan baginya, maka posisinya akan menjadi terbalik, justru dia yang akan diperbudak oleh dunia yaitu harta, pangkat, gelar, jabatan, dan syahwat. Bayangkan, pelayannya menjadi majikannya. Dia dihinakan oleh hambanya sendiri. Itulah yang menyebabkan kerusakan dan keterpurukan manusia.
Kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad saw. agar kita bisa meneladani bagaimana cara beribadah dengan benar. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin sukses, belajarlah lebih banyak tentang bagaimana beribadah dengan benar. Cari ilmunya, segera praktikkan, dan istiqomahkan. Kemudian ajaklah istri dan anak beribadah dengan tangguh karena tidak akan ada yang menolong selain Allah.
Salat, dzikir, saum, dan ibadah lainnya itu adalah perangkat yang membuat fondasi kesuksesan. Tetapi ibadah tidak hanya itu saja, melainkan segala aktivitas yang dijalankan dengan niat yang lurus karena Allah dan ikhtiar di jalan yang disukai Allah itu adalah ibadah.
Misalnya dalam bekerja, orang-orang yang bekerjanya tidak diniatkan untuk beribadah tidak akan tahu orientasi hidup ini akan dibawa kemana, sehingga kesibukannya hanya mencari uang. Karenanya kalau bekerja, niatkan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan cara yang disukai Allah. Tugas kita adalah bagaimana kita sibuk bekerja sehingga menjadi amal kebajikan, bukan karena harta, tetapi karena kerja adalah ladang amal. Harta sudah dibagikan sebelum kita tiba di dunia ini.
Ciri orang yang beribadah dengan benar di antaranya adalah akhlaknya akan lebih terjaga, perbuatannya akan terpelihara dari kezaliman terhadap orang lain, dan emosinya akan lebih stabil. Kemudian ciri lainnya adalah qolbunya akan tentram, pikirannya akan jernih, prestasinya mudah diraih, ide dan gagasannya akan ditolong oleh Allah.
Misalnya, jika sedang rapat datang waktu salat, maka utamakanlah salat karena yang paling penting dari rapat itu justru bagaimana agar bisa ditolong oleh Allah. Kalau kita melalaikan salat, maka keputusan yang diambil belum tentu tepat karena benar menurut kita belum tentu benar menurut Allah.
Tetapi dengan mengutamakan ibadah, mudah-mudahan Allah menuntun kita menemukan jalan keluar walaupun berhadapan dengan banyak masalah. Hanya Allah-lah satu-satunya yang menguasai langit dan bumi, kita semua dalam genggaman Allah.
Terlalu sombong bagi kita hidup tidak mengenal ibadah. Ciri kesombongan dan ketakaburan seseorang dilihat dari keengganannya beribadah. Maka, selamat berjuang saudaraku. Jadilah ahli ibadah yang istiqamah, berkesinambungan, dan ikhlas. Wallahu a'lam ***

Tuesday, October 02, 2007

Berburu Lailatulqadar

”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izinTuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr:1-5)

BEGITU besar kasih yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Lihatlah kita, manusia, sebagai hamba-Nya dengan tabiat yang sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Namun Allah senantiasa mengasihi dengan memberi kita kemudahan-kemudahan untuk menyucikan diri dari karat-karat dosa dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar apa noda hitam kemaksiatan itu tergores dalam hati, apabila Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang Mahaluas.

Ramadan merupakan salah satu sarana yang Allah berikan kepada kita untuk memperoleh ampunan-Nya. Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada hambanya melalui Ramadan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah mengekspresikan keutamaan Ramadan dengan sabdanya, "Apabila umat ini tahu apa yang ada dalam Ramadan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh." (H.R. Tabrani).

Bahkan salah satu malam yang diselimuti keberkahan hanya terdapat pada salah satu malam pada bulan Ramadan. Betapa agungnya Ramadan sehingga tak ada selainnya yang mendapatkan malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatulqadar, niscaya diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat.” (H.R. Bukhari-Muslim).

Banyak penjelasan Rasulullah saw. yang sampai pada kita tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling berkah di antara malam yang ada, di dalamnya Allah telah menjanjikan kepada hamba-Nya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya pada hari akhir, akan melipatgandakan sampai seribu bulan untuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam itu.

Banyak sekali hadis yang menerangkan bahwa kaum Muslim hendaklah mencari lailatulqadar di antara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan (H.R. Bukhari) atau tujuh malam terakhir bulan itu (H.R. Bukhari). Tampaknya bagi kita tidak menjadi soal kapan lailatulqadar itu didatangkan, tetapi yang penting adalah menjemput kedatangannya pada setiap waktu dan mempersiapkan diri untuk itu. Mungkin lebih baik jika kita pusatkan perhatian pada kesiapan mental, kejernihan hati, ketulusan jiwa, keadilan pikiran, kepenuhan iman kita, serta totalitas iman dan kepasrahan jiwa kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Oleh karena itulah, Ramadan dengan lailatulqadar-nya sebagai satu media yang bisa mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang baik. Rasulullah suatu ketika bersabda, "Barangsiapa beramal pada malam lailatulqadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." Tidak berlebihan memang kalau Allah menamainya sebagai malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan.

Tentu alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan dari Allah atas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang, apabila mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang belum tentu akan mereka dapatkan pada masa-masa yang akan datang. Siapa yang bisa menjamin bahwa usia kita akan sampai Ramadan tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu, merupakan keharusan yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya sehingga janji-janji Allah yang telah ditaburkan-Nya itu benar-benar bisa kita dapatkan.

Berangkat dari sini, kita bisa menyikapinya dengan senantiasa mengoptimalkan ibadah kita pada sepuluh malam terakhir dalam bulan yang penuh rahmat ini. Dengan begitu, kita tidak khawatir akan terlepas dari malam lailatulqadar, karena kita mencarinya hanya pada malam-malam tertentu.

Kemudian setelah paparan di atas, kita sebagai hamba Allah yang benar-benar memahami kebenaran kekuasaan-Nya sadar bahwa usaha kita dalam mencari lailatulqadar ini adalah untuk membuktikan dan merealisasikan penghambaan kita kepada Allah SWT, sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnyalah kita bersama-sama mendekatkan diri kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Semoga Allah Yang Mahaagung memberi kesempatan kepada kita untuk mengecap, menikmati, dan melampaui malam lailatulqadar pada bulan Ramadan ini dengan kesungguhan beribadah dan keikhlasan hati. Wallahu a'lam.***

Penulis, pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.