Friday, January 30, 2009

KalauPresidentDemanBB


Oleh NINOK LEKSONO
”Saya masih ’nempel’ dengan Blackberry saya. (Dan) mereka mencoba merenggutnya dari tangan saya.” (Presiden Barack Obama dalam wawancara dengan CNBC dan ”The New York Times”, 8/1/2009)
Perihal kesenangan presiden baru AS Barack Obama terhadap perangkat BlackBerry, sudah banyak orang yang tahu. Pemimpin AS ini—sebagaimana jutaan orang lain di dunia—menggunakan gadget yang sedang mewabah ini untuk menelepon, mengirim SMS, dan mengirim e-mail. Alat yang digolongkan sebagai smart phone PDA (personal digital assistant) ini punya keunggulan khas, yaitu bisa menghadirkan e-mail tanpa kita perlu repot membuka situs web. E-mail sudah diunduh secara otomatis ke dalam alat yang—kalau tak streng dalam menggunakannya—bisa membuat orang lupa daratan ini.
Obama sendiri terus menyatakan kesenangannya pada BlackBerry. Tetapi, sebagai orang nomor satu di negara adidaya, muncul pertanyaan penting, apakah komunikasi—yang bisa jadi mengandung rahasia negara—yang mengalir dari BB (demikian BlackBerry sering disebut) Obama aman? Apakah ia mudah dibajak di tengah jalan?
Oleh Dinas Rahasia yang kini mengawalnya, Obama telah diminta melepas perangkat yang disenanginya itu, yang sebelum ini telah berjasa menghubungkannya dengan teman, keluarga, dan sumber berita dunia. Dalam hal ini, Dinas Rahasia dan pengacara Obama punya alasan kuat untuk memisahkan Obama dari BB yang disenanginya itu.
Alasan keamanan
Alasan pertama yang disampaikan adalah keamanan. Research in Motion (RIM), perusahaan Kanada yang membuat BB Obama (Verizon BlackBerry 8830 World Edition), menegaskan, alat yang ia buat dan jaringannya telah dirancang dengan saksama untuk melindungi data yang dilewatkan melaluinya. (Obama too juicy a target to be carrying his own BlackBerry, IHT, 13/1/2009.)
Kalau perusahaan—atau Gedung Putih—meng-install server RIM pada jaringan e-mail internal mereka, pesan BB pegawai mereka disandikan ketat (heavily encrypted) sebelum pesan itu dikirim ke salah satu pusat operasi jaringan RIM dan diteruskan ke alat atau jaringan lain. Itu berarti, kalau seseorang menyergap satu pesan (e-mail), hampir mustahil baginya untuk mengurai isi pesan tersebut.
Sekadar perbandingan, lembaga seperti Biro Investigasi Federal AS (FBI) merasa nyaman dengan teknologi ini sehingga biro tersebut memberikan BB kepada pegawainya meski agen tetap dilarang untuk mengirimkan informasi rahasia melalui alat ini.
Kembali pada BB Obama, para ahli keamanan (komunikasi) rupanya tetap sulit diyakinkan meski ada upaya dari RIM. BB dianggap masih belum memenuhi standar keamanan bagi pemimpin dunia bebas (atau bahkan yang tidak bebas).
Hal itu antara lain BB bisa terinfeksi virus yang bisa meng-install spyware (program untuk mengorek informasi), atau menyalakan mikrofon dan merekam pembicaraan, membuat e-mail dan SMS bisa disergap. Atau, pesan tersebut bisa hilang, atau dicuri, kata Dan Hoffman, Chief Technology Officer di Smobile Systems, perusahaan penjual program antivirus untuk peralatan (komunikasi) (MSN Tech & Gadgets, 27/12/2008).
Lembaga lain, National Vulnerability Database, yang disponsori Divisi Keamanan Siber Nasional, Departemen Keamanan Dalam Negeri, mencatat ada 14 kerawanan yang ada pada BB.
Selama ini, mempertimbangkan kerawanan komunikasi, Pemerintah AS menggunakan penyandi khusus untuk pengiriman informasi rahasia dan menggunakan jaringan data yang berbeda dari jaringan data publik, ujar Phil Dunkelberger, pemimpin eksekutif penyedia penyandian PGP Corp. Jadi, kalau e-mail tidak disandikan, ia akan diketahui orang yang mengelola jaringan. Dalam kaitan ini, catatan ponsel Obama melalui Verizon pernah diakses secara tidak pantas tahun lalu.
Risiko lain yang ada adalah orang melacak koordinat satu BB melalui global positioning system (GPS) yang ada pada perangkat ini. Atas dasar itu pula, pembantu Gedung Putih Bush lalu mematikan (disable) fitur GPS pada BB mereka.
Sebagai presiden, Obama pasti menjadi sasaran menggiurkan bagi hacker, mata-mata, dan pengintip lain yang ingin bisa mengetahui isi e-mail Obama.
Bruce Schneier, pakar penyandian dan keamanan, yang dikutip Brad Stone dalam laporannya di IHT, mengatakan, ia tidak percaya bahwa sistem keamanan di RIM—atau di perusahaan lain—sepenuhnya aman karena keterbatasan inheren pada manusia yang merancang dan menggunakannya.
Kalau BB sepenuhnya aman, itu akan jadi yang pertama dalam sejarah manusia, ujar Schneier. Pernyataan pakar ini seolah menghukum bahwa BB, dengan cara apa pun, bukan perangkat aman. Namun, tentu saja yang dimaksud di sini adalah yang digunakan Presiden AS karena upaya untuk menembus keamanannya pasti juga sangat besar.
Argumen Obama
Di luar keinginan Obama untuk bisa terus menggunakan BB-nya, dan adanya pandangan bahwa teknologi apa pun tidak bisa dipastikan 100 persen keamanannya, berbagai pihak terus mengupayakan peningkatan keamanan penggunaan teknologi komunikasi. Kini sudah ada ponsel PDA seperti Guardian dari L-3 Communication yang memanfaatkan teknologi pengamanan maju, memanfaatkan Proyek Departemen Pertahanan AS yang dikenal dengan nama Secure Mobile Environment Portable Electronic Device (SME-PED). SME-PED dirancang untuk bertindak sebagai pengganti BB dalam hal penyampai informasi rahasia.
Ketersediaan teknologi yang lebih aman ini boleh jadi akan membantu Gedung Putih untuk menyediakan perangkat komunikasi yang canggih dan aman bagi Presiden Obama yang amat senang berkomunikasi ini.
Dalam wawancara dengan Barbara Walters (seperti dilaporkan situs RIM, www.rimarkable.com, 26/11/2008), Obama menyatakan, ia memikirkan bagaimana ia bisa terus mendapatkan informasi dari luar lingkungan 10 atau 12 orang yang mengelilinginya di Gedung Putih. ”Karena, salah satu hal terburuk yang saya kira bisa terjadi pada seorang presiden adalah kehilangan sentuhan dengan apa yang dialami orang hari demi hari,” ujar Obama.
Boleh jadi, salah satu kabar dari Obama yang cukup dinanti seusai pelantikan nanti, selain program mengatasi krisis ekonomi dan perdamaian Timur Tengah, adalah apakah ia masih diperbolehkan menggunakan BB-nya

0 Comments:

Post a Comment

<< Home