Friday, April 13, 2007

IPDN, Cermin Gagalnya Reformasi Pendidikan


Kekerasan yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, merupakan cermin gagalnya program reformasi pendidikan nasional. Kekerasan yang menyebabkan meninggalnya Cliff Muntu, seorang praja berusia 19, oleh kalangan seniornya adalah fakta sosiologis gagalnya pemerintah dalam menerjemahkan visi masa depan pendidikan nasional--dalam korelasinya dengan proses pembangunan bangsa dan terbentuknya peradaban umat manusia secara universal.Masalahnya bukan kali ini saja kekerasan di luar batas kemanusiaan di IPDN itu terjadi. Tapi mengapa pemerintah tidak bisa membangun solusi alternatif dalam menangani masalah ini. Persoalannya cukup fundamental, praja-praja yang tengah dibina di IPDN adalah calon pejabat negara yang akan meneruskan perjuangan pembangunan masa depan bangsa.Sebelum meninggalnya Cliff Muntu, tidak kurang dari 11 praja harus dirawat di rumah sakit karena terlibat perkelahian pada 1 Maret 2005 di IPDN. Sementara itu, pada 16 Oktober 2004, kekerasan oleh praja senior menimpa Ichsan Suheri, bahkan pada 3 September 2003, Wahyu Hidayat meninggal akibat dianiaya sebagaimana halnya Cliff Muntu. Demikian halnya dengan kematian Ery Rahman pada 3 Maret 2000, yang merupakan korban kalangan praja senior di IPDN itu.Sangat mengerikan, karena bisa jadi data di atas ini sekadar puncak gunung es yang hanya tampak di permukaan. Kasus kekerasan yang sebenarnya di IPDN itu mungkin saja sudah sangat kronis, sehingga sangat sulit dibenahi kembali. Bisa jadi para pendidik di lingkungan IPDN tersebut menganggap kekerasan yang terjadi selama ini hanyalah fenomena biasa, "ritual" balas dendam yang terjadi turun-temurun. Buktinya, banyak sekali kasus di luar batas kemanusiaan terjadi tanpa ada upaya perbaikan yang memadai.Hasil penelitian terkait dengan masalah ini menunjukkan data yang sangat mengejutkan. Disinyalir, semenjak 2000 hingga 2004, diperoleh data adanya pergaulan seks bebas dalam 600 kasus, 35 kasus penganiayaan berat, 9.000 penganiayaan ringan, dan ada 125 praja yang terlibat penggunaan narkotik dan obat-obatan terlarang (narkoba). Data ini memperkuat argumentasi betapa program reformasi pendidikan nasional kita itu telah gagal. Boleh jadi kasus serupa sebenarnya juga terjadi dalam banyak institut atau universitas lainnya di negeri ini, tapi belum terkuak ke permukaan.Membangun paradigma baruDigabungnya Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) menjadi IPDN pada 2004 ternyata tidak mampu membangun paradigma baru bagi lembaga pendidikan ini. Mengapa mereka (pihak-pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan ini, terutama pemerintah) tidak mampu melakukan perubahan? Saya berpandangan bahwa kasus kekerasan yang terjadi dan terus terulang di lembaga pendidikan ini sudah sangat kronis dan kompleks. Kesalahan awal terletak pada dangkalnya pemikiran para stakeholder saat dilakukan perubahan pada dua lembaga pendidikan ini. Pemerintah ternyata hanya melakukan perubahan pada aspek nama/institusi, bukan pada level kerangka pemikiran yang secara paradigmatik bersifat substantif.Akibat perubahan yang lebih bersifat simbolis inilah, kekerasan yang telah turun-temurun terjadi tidak terhindarkan dari waktu ke waktu. Karena itu, pemerintah dan semua pihak yang terkait dengan masalah ini mesti segera melakukan pengkajian ulang yang lebih mendasar guna menemukan pokok persoalan yang bersifat mendasar dan komprehensif. Jika tidak, kekerasan demi kekerasan dan berbagai perilaku sosial yang tidak berperikemanusiaan akan terus terjadi dan terulang dalam rentang waktu yang tidak terbatas.Pertanyaannya, paradigma baru seperti apa yang mesti dibangun guna menghindari terulangnya kasus-kasus serupa di masa mendatang? Ada beberapa persoalan/pokok pemikiran yang perlu diuraikan berikut ini.Pemerintah dan semua pihak yang terkait mesti segera melakukan identifikasi masalah secara detail dan komprehensif terhadap masalah-masalah yang selama ini terjadi. Misalnya, mengapa terjadi penganiayaan secara fisik atau mengapa ada pendidikan yang menekankan aspek fisik? Bukankah IPDN adalah lembaga pendidikan nonmiliter?Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penganiayaan ini mesti dikumpulkan sebagai instrumen analisis bagi kemungkinan untuk membangun paradigma baru di kemudian hari. Demikian halnya dengan kasus-kasus lain yang terjadi di lembaga pendidikan itu, baik pelecehan seksual, seks bebas, maupun keterlibatan mereka dalam narkotik, yang jelas-jelas melanggar hukum. Semua aspek ini penting berkenaan dengan posisi mereka sebagai calon pejabat negara yang diharapkan melanjutkan perjuangan pembangunan bangsa ini di kemudian hari.Pertanyaan mendasar lainnya, siapa yang paling bertanggung jawab atas berbagai permasalahan yang terjadi di IPDN itu? Mengikuti filosofi kematian ikan, biasanya yang busuk terlebih dulu adalah kepalanya. Filosofi kematian ikan ini hendak menjelaskan bahwa kasus-kasus di IPDN itu terjadi karena adanya kesalahan pada tingkat pengambilan kebijakan (stakeholder).Berpijak pada penjelasan ini, pengusutan secara tuntas adalah satu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Siapa pun yang terlibat kasus ini mesti dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku. Berkaitan dengan kasus yang dapat dibilang cukup parah ini, sudah saatnya pemerintah, terutama Presiden, menunjukkan taringnya yang kuat dan perkasa untuk bersikap lebih tegas, menindak semua pihak yang terlibat dan mencari solusi alternatif pendidikan yang lebih baik di masa depan.Pembubaran IPDNMelihat data dan fakta terkait dengan banyak kasus yang terjadi di IPDN selama ini, banyak kalangan kemudian mengusulkan agar lembaga pendidikan (IPDN) itu dibubarkan saja. Usul pembubaran ini bukannya tidak beralasan. Mereka berpandangan bahwa kekerasan yang terjadi dan terus terulang di IPDN telah mencoreng atau mencemarkan nama baik dunia pendidikan. Lebih dari itu, lembaga ini (IPDN dan juga dua lembaga sebelumnya, STPDN dan IIP) dapat dinilai gagal dalam mempersiapkan calon pejabat negara yang berkualitas. Hal ini terbukti dengan banyaknya pejabat negara yang terlibat berbagai perilaku korupsi selama ini. Memang perlu ada penelitian untuk membuktikan hal itu.Karena itu, menanggapi gagasan pembubaran IPDN itu, pemerintah mesti membuktikan kepada publik, apakah betul negara memang sangat membutuhkan sistem pendidikan dengan lembaga tersendiri bagi para calon pejabat negara, setelah kini terbukti sekolah itu tidak memberi pelajaran baik bagi masa depan pembangunan bangsa ini? Jika memang tidak perlu, layaklah IPDN itu dibubarkan. Sementara itu, rekrutmen bagi calon pejabat negara sebaiknya dilakukan secara umum melalui penambahan materi khusus di berbagai universitas yang sudah ada. Dengan demikian, berarti negara telah berupaya menyelamatkan banyak generasi dari kekerasan yang telah terfragmentasi di IPDN selama ini. Pada sisi lain, hal ini juga bisa menghemat tenaga dan biaya serta memacu kompetensi anak didik secara lebih sehat di masa depan.Mohammad Yasin Kara, ANGGOTA KOMISI X DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI, SEKRETARIS FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

Friday, April 06, 2007

Waspada, Isotonik Sebabkan Lupus


Mengancam Sistem Kekebalan TubuhJAKARTA – Waspalah mengonsumsi minuman dalam kemasan. Utamanya minuman isotonik. Zat pengawet yang ada dalam minuman kemasan itu sangat berbahaya. Salah satunya bisa menyebabkan penyakit sistemic lupus erythematosus (SLE), penyakit yang meyerang sistem kekebalan tubuh.Komite Masyarakat Antibahan Pengawet (Kombet) kemarin merilis hasil risetnya terhadap 28 minuman dalam kemasan. Paling banyak diteliti adalah minuman isotonik. ’’Ternyata sebagian besar minuman dalam kemasan mengandung bahan pengawet yang membahayakan tubuh,’’ kata Ketua Kombet Nova Kurniawan saat Konferensi Pers di Hotel Sari Pan Pasific, kemarin.Penelitian Kombet yang disupervisi oleh Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan (LP3ES) Jakarta dilakukan di tiga laboratorium. Yakni di Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor, dan Bio-Formaka Bogor. Ada dua zat pengawet yang dicari dalam minuman kemasan, yakni natrium benzoat dan kalium sorbet. Riset tersebut dilakukan 17 Oktober hingga 3 November 2006.Hasilnya, diklasifikasikan dalam empat kategori. Kategori pertama adalah produk yang tidak ditemukan bahan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat. Yakni Pocari Sweat, Vita-Zone, NU Apple EC, Jus AFI, dan Sportion.Kategori kedua, produk yang mengandung pengawet natrium benzoat dan mencantumkannya di label kemasan. Minuman yang masuk kategori ini adalah Freezz Mix, Ize Pop, Nihau Orange Drink, Zhuka Sweat, Amazone, Kino Sweat, Arinda Sweat, Arinda Ice Coffee, Cafeta, Vzone, Pocap, Amico Sweat, Okky Jelly Drink, Deli Jus, dan Fruitsam.Ada juga minuman yang mengandung dua pengawet, natrium benzoat dan kalium sorbat, tetapi hanya mencantumkan satu jenis pengawet. Yakni Mizone, Boy-zone, dan Zegar Isotonik. Yang paling parah adalah minuman yang mengandung pengawet, tapi tidak mencantumkannya dalam label kemasan. Minuman tersebut adalah Kopi Kap, Jolly Cool Drink, Zporto, Jungle Juice, Zestea, dan Mogu-mogu.’’Kategori ketiga dan keempat masuk dalam kategori pembohongan publik. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Depkes harus bertindak tegas dan menarik produk tersebut dari pasar,’’ kata Nova.Kombet berencana melakukan class action terhadap BPOM karena mengeluarkan izin minuman berbahan pengawet yang membahayakan manusia. Produsen minuman juga melanggar Permenkes 722 Tahun 1988 tentang bahan tambahan makanan. Juga UU no 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, serta UU No 7 Tahun 1996 tentang pangan. ’’Jalur hukum sedang disusun berkasnya,’’ katanya.Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan yang ikut dalam konferensi pers kemarin mengatakan, perkembangan penyakit lupus meningkat tajam di Indonesia. ’’Tahun ini saja, di RS Hasan Sadikin Bandung, sudah terdapat 350 orang yang terkena SLE (systemic lupus erythematosus),’’ kata Nurhasan.Penyakit tersebut merupakan peradangan menahun yang menyerang berbagai bagian tubuh, terutama kulit, sendi, darah, dan ginjal. Hal itu disebabkan adanya gangguan autoimun dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh seseorang yang seharusnya menjadi antibodi tidak berfungsi melindungi, tapi justru sebaliknya, menggerogoti tubuh sendiri. Gejalanya, kulit membengkak, kencing berdarah atau berbuih, gatal-gatal, dan sebagainya. ’’Penyakit ini menyebabkan kematian dan belum ada obatnya,’’ kata Nurhasan.Penyakit lain yang disebabkan bahan pengawet minuman dalam kemasan adalah kanker. ’’Karena itu, produsen minuman kemasan sebaiknya memerhatikan hak konsumen untuk sehat. Caranya dengan memperpendek masa kedaluwarsa atau menghilangkan sama sekali bahan pengawet dalam minuman dalam kemasan,’’ kata Nurhasan

JIKA MESIN KENDARAAN TIBA-TIBA MATI DITENGAH REL KERETA


Mengapa jika mesin kendaraan bermotor tiba-tiba mati di lintasan relkereta api sulit dihidupkan lagi ? Ternyata itu disebabkan adanyapengaruh gesekan antara roda kereta dengan relnya. "Jadi, bukansemata-mata karena sopirnya gugup sehingga tidakbisa menghidupkan mesin kendaraannya, " kata Dr Ir. Djoko Sungkono,kepala Laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Institut Teknologi Surabaya(ITS).Selama ini sering terjadi kendaraan bermotor tiba-tiba mati mesinnyasaat melintas di atas rel kereta api. Itu terjadi terutama ketika adakereta yang mau lewat. Pengendaranya kesulitan menghidupkan kembali mesinkendaraannya itu. Akibatnya, kendaraan bermotor itu ditabrak kereta dalamhitungan sekian puluh detik berikutnya.Kasus terbaru adalah seperti yang dialami Rektor dan Pembantu Rektor IIIUniversitas Islam Darul Ulum Lamongan. Keduanya tewas karena mobil yangsedang melintas rel dihantam kereta api. Djoko lalu mengingatkan, jikamesin mobil tiba-tiba mati di atas rel, maka hendaknya penumpangnya segerakeluar dan mendorongnya. Jika tidak, akan sangat membahayakan jika keretasegera lewat. Dan jangan berusaha menghidupkan mesin! Yang anda lakukanadalah, keluar! dan mendorongnya! Kalopun anda gak sempat mendorong,setidaknya anda sudah berada diluar kendaraan dan bisasewaktu-waktu lari menghindar.Mengapa mesin bermotor susah dihidupkan? Kata Djoko, terjadi impedansiyang ditimbulkan oleh pergesekan roda kereta api dan relnya. Dan,impedansi itu yang cukup untuk mengakibatkan mesin mobil yang mati sulitmenyala kembali. Kejadian itu terutama berpengaruh pada mobil ataukendaraan yang berbahan bakar bensin, meskipun kendaraan berbahan bakarsolar juga ada yang terpengaruh. "Pada kendaraan yang berbahan bakarbensin, starternya digerakkan oleh dinamo," paparnya. Dari dinamo inidihasilkan medan magnet yang selanjutnya menggerakkan mesin mobil. Djokomengatakan, hal tersebut tidak jadi masalah bila mesin mobil tersebuttidak mati. Namun bila mesin tersebut mati maka akan sulit untukdihidupkan lagi. Medan impedansi tersebut tidak diperlukan jarak yangdekat untuk itu. Hal tersebut sudah mulai dapat berpengaruh ketika keretaapi masih berjarak 1,5 km lokasi lintasan di mana kendaraan bermotor itumelintas rel.Jadi langkah terbaik yang harus dilakukan : dorong kendaraan ( kalaumobil, segera keluar dari kendaraan) anda dari rel kereta baru setelahitu coba hidupkan kembali mesin mobil anda.SEBARKANLAH PADA SAUDARA-SAUDARA KITA YANG LAIN !!

INFO UNTUK KESEHATAN


Jika dibandingkan dengan penyakit penyebab kematian lainnya, hipertensi kurang ditakuti. Padahal dibandingkan dengan penyakit lain, bahaya dari penyakit darah tinggi lebih berlipat-lipat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular juga enam kali lebih tinggi dari penyakit kanker.Hipertensi adalah sebutan untuk penyakit yang ditandai dengan tingkat tekanan darah di atas normal atau mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Penyakit ini termasuk unik, mudah dideteksi tetapi belum diketahui penyebab pastinya. Hipertensi sering disebut juga sebagai pembunuh tersembunyi (silent killer), karena gejalanya tidak dirasakan seseorang selama bertahun-tahun sampai akhirnya muncul masalah serius.Menurut dr.Hananto Andriatoro. SpJP, dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, orang yang mengalami hipertensi juga rentan terhadap komplikasi tiga organ penting dalam tubuhnya, yakni gagal jantung, penyempitan arteri di ginjal dan otak (stroke). Selain itu, hipertensi juga menjadi penyebab utama dari munculnya penyakit jantung koroner.PenyebabSeperti disebutkan di atas, penyebab spesifik dari penyakit ini tidak diketahui. Hipertensi biasanya muncul seiring dengan bertambahnya usia seseorang, terutama pada mereka yang banyak mengonsumsi makanan bergaram dan memiliki kebiasaan buruk, seperti merokok, obesitas atau jarang berolahraga.Hipertensi bisa digolongkan dalam dua golongan, yakni primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Faktor-faktor yang diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer antara lain usia dan keturunan. Sementara itu hipertensi sekunder sering terjadi pada mereka yang memiliki masalah dengan ginjal, kerusakan jantung kongenital atau tumor kelenjar adrenal. Stres dan kehamilan juga bisa menjadi penyebab hipertensi pada perempuan.Meski hipertensi sering muncul di usia tidak muda, namun pemeriksaan dini bisa menurunkan risiko dampak buruk penyakit ini. Oleh karenanya, memeriksa tekanan darah secara berkala penting dilakukan. Ditambahkan oleh dokter Hananto, pengukuran tensi darah harus dilakukan dalam keadaan tenang atau sedang tidak stres. "Jika sudah ada faktor risiko, pasien harus rutin melakukan tensi," katanya.Jadi masalahHipertensi yang terjadi selama bertahun-tahun dapat menyebabkan berbagai masalah. Tekanan berlebih pada dinding arteri dapat merusak pembuluh darah. Lapisan pada arteri darah dapat menjadi kasar dan tebal, pada akhirnya dapat menimbulkan penyempitan (arteriosklerosis). Jika arteri terlalu sempit, darah tidak dapat mengalir dengan lancar akibatnya bagian tubuh yang tergantung pada arteri tersebut tidak dapat pasokan darah dan oksigen."Penyempitan pembuluh darah bisa terjadi di paha, juga di ginjal (stenosis artery renalis) yang bisa menganggu fungsi ginjal. Jika penyumbatannya terjadi pada pembuluh darah di otak akibatnya adalah stroke," papar dokter.Menurut dr.Arieska Ann Soenarta, MD dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, orang-orang yang termasuk dalam hipertensi "perbatasan" justru lebih banyak yang mengalami stroke. "Setelah dilakukan penelitian, orang yang ada dalam border line (tensinya 140-150/90) banyak yang terkena stroke," ujarnya.Tak bisa diobatiPrevelansi penderita hipertensi di Indonesia adalah 16-17 persen. Sehingga mengontrol hipertensi akan mengurangi efek lebih lanjut dari penyakit ini, seperti penyakit jantung. Dipaparkan oleh dokter Hananto, hipertensi adalah penyakit seumur hidup, tidak bisa diobati tetapi bisa dikontrol. "Pengobatan hipertensi bukan untuk menurunkan tensi tetapi untuk menghindari dari penyakit kardiovaskular dan menurunkan angka kematian," katanya.Tujuan pengobatan hipertensi saat ini adalah, selain untuk menurunkan tekanan darah, juga ditujukan untuk menurunkan komplikasi kardiovaskular. Pengobatan hipertensi dapat menurunkan risiko kejadian stroke (berkurang 35-40 %), serangan jantung (20-25 %), dan gagal jantung (lebih dari 50 %).Jenis pengobatanMenurut konsesi JNC VII, penderita hipertensi tanpa keluhan lebih diutamakan mendapat pengobatan nonfarmakologi (diet rendah garam, olahraga, mengurangi berat badan). "Tetapi jika tensinya sudah tinggi dan ada keluhan, otomatis perlu dapat pengobatan," kata dokter Ann.Saat ini sudah terdapat banyak pilihan obat penurun tekanan darah. "Mulai dari jenis penghambat beta (beta blocker) hingga penghambat channel kalsium (calcium channel blocker atau CCB) yang bekerja dengan menghambat kalsium masuk ke sel-sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan memperlambat denyut jantung," papar dokter Hananto.CCB sendiri terdiri dari dua jenis, yakni obat jangka pendek yang bekerja cepat menurunkan tekanan darah namun cepat pula membuat tensi naik. "Tekanan darah yang cepat naik dan turun bisa merusak otak dan ginjal," jelas Hananto. Lebih disarankan adalah CCB jangka panjang, selain lebih aman, jika pasien lupa mengonsumsi obat ini dalam dua hari, dampak obatnya masih terasa.Namun yang perlu diingat, obat-obatan tersebut hanya bersifat membantu saja. Yang terpenting adalah perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat sehingga penyakit yang diderita bisa ditanggulangi.

SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"


Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.KuliahKarena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah."Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapatmenjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorangdengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.5 Resep keberhasilan Honda :1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.